Jumat, 08 Juli 2011

Rasa yang Perlu Digugah Kembali: Cinta Tanah Air



 
Tidak lengkap rasanya ketika membahas habis tentang cinta, namun sampai melewatkan topik menarik yang satu ini, cinta tanah air. Rasa cinta yang banyak dilupakan oleh para remaja. Padahal, dikatakan dalam bahasa arab:
إذا أردت أن تعرف الرجل فانظر كيف تحنّنه إلى أوطانه
Artinya: Apabila engkau ingin mengenal pribadi seseorang, maka perhatikan bagaimana kecintaan dan kepeduliannya kepada tanah air tumpah darahnya.

Realita Cinta Remaja pada Tanah Air
                Bagi para remaja, sudah seharusnya menanamkan sejak dini rasa cinta yang besar juga untuk tanah airnya. Tidak hanya mencintai Allah dan rasulNya, orang tua, keluarga, tapi tanah air, merupakan termasuk hal terpenting untuk dicintai dan dipedulikan. Karena remaja saat ini, adalah pemimpin dan harapan bangsa di masa yang akan datang. Rasa cinta dan kepedulian yang tinggi pada diri remaja akan sangat menentukan bagaimana perkembangan dan kemajuan suatu bangsa.
                Namun, agak miris memang jika melihat bagaimana sikap kebanyakan para remaja di tanah air tercinta. Pengguna dan penyebar narkona yang semakin meningkat, pergaulan sex yang semakin bebas, kasus kriminal yang tidak sedikit dilakukan oleh para remaja sendiri. Tapi selain itu, kita bisa juga melihat kemajuan para remaja saat ini yang sudah banyak diakui di dunia nasional, juga bahkan internasional. Para remaja yang dengan gigihnya mengharumkan nama bangsa di medan lomba-lomba pengetahuan dan olahraga, selain itu banyak juga remaja yang aktif menyumbangkan ide-ide gagasannya untuk memajukan bangsa. Itu semua cukup menjadi bukti cinta dan kepedulian mereka terhadap tanah air.
                Sikap-sikap pemuda yang menunjukkan minimnya rasa cinta mereka terhadap tanah air sangat bisa dilihat jelas. Seperti dalam hal pemakaian bahasa. Sepertinya, sudah sangat jarang pemuda yang mengetahui cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sudah semakin menyebar istilah bahasa gaul di kalangan pemuda. Sayangnya, penggunaan bahasa gaul itu juga berlaku ketika mereka berbicara dengan orang tua atau guru, yang semestinya menggunakan bahasa yang baik dan benar.
                Juga hilangnya kecintaan para pemuda kepada produk dalam negeri. Mereka lebih merasa senang menggunakan barang-barang merk luar negeri daripada buatan negeri sendiri. Rasa gengsi mendorong mereka untuk meninggalkan produk dalam negeri dan berlomba-lomba memamerkan barang merk luar negeri.
                Dan yang paling menyedihkan adalah ketika para pemuda dengan seenaknya melupakan sejarah yang telah dilalui oleh bangsa Indonesia. Tentang perjuangan-perjuangan pemuda dan tokoh-tokoh masa lalu demi merebut kemerdekaan bangsa. Padahal, hanya dari sejarah lah kita bisa sadar betapa berharganya bangsa kita. Makanya, tidak heran kalau sekarang banyak remaja yang tidak bangga lagi menjadi pemuda Indonesia, karena mereka melupakan sejarah, satu-satunya jalan untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam betapa berharganya bangsa Indonesia tercinta ini.

Bangga menjadi bangsa Indonesia
                Ketika disodorkan pertanyaan untuk diri kita masing-masing,
"Istimewakah Indonesia di mata kita?
Akankah yang keluar dari mulut kita, Oh, tentu!! Sangat istimewa! atau malah yang ada gelengan kekecewaan melihat kenyataan tanah air kita yang makin hari kian buruk citranya di mata dunia?
                Namun, bagi mereka yang benar-benar memiliki rasa cinta pada tanah air, Indonesia tetaplah menjadi yang paling istimewa dibanding negara-negara lain. Karena di sanalah mereka lahir dan dibesarkan. Di sanalah tanah yang menjadi saksi ribuan tokoh-tokoh dengan semangat juang tinggi. Di sanalah tumpah darah mereka. Di sanalah ibu pertiwi mereka.
                Dan kejelekan-kejelekan tentang Indonesia hanyalah menjadi suatu yang wajar, tak ada ciptaan Allah yang sempurna. Karena cinta tanah air itu tidak hanya mengunggulkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki,  tapi juga bagaimana kita menerima kekurangan dan terus berpikir untuk menutupi dan meminimalisir kekurangan-kekurangan tersebut.
                Kekayaan suku dan budaya Indonesia merupakan salah satu kelebihan yang begitu tampak dan paling menonjolkan Indonesia di antara negara-negara lainnya. Kelebihan ini juga menumbuhkan sifat apik pada diri sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu keramah-tamahan mereka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat keramahan yang tinggi. Terbentuk dari banyaknya perbedaan budaya, bahasa, dan adat yang dimilki oleh tiap-tiap suku, masyarakat Indonesia berhasil menunjukkan kepada dunia bagaimana indahnya membangun persatuan dari sebuah perbedaan. Dan jangan sampai ciri khas ini hilang dari diri tiap masyarakat Indonesia.
                Tapi, jangan pernah mengaku Indonesia, kalau tidak tahu sejarah Indonesia! Jangan pernah mengaku orang Indonesia kalau tidak mengerti akan budaya Indonesia! Dan jangan bangga dengan Indonesia kalau hanya sekedar untuk berbangga-banggaan! Karena Indonesia, terlalu istimewa untuk sekedar hinggap di hati. Tanah pertiwi yang tak bisa tergantikan oleh tanah di belahan bumi manapun. Karena di sanalah kita lahir dan tumbuh, bersama orang-orang tercinta kita.

Cinta tanah air dalam pandangan Islam
                Tokoh-tokoh islam tidak kalah heboh ikut memperbincangkan tentang jiwa cinta tanah air ini. lalu bagaimana mereka memandang kecintaan akan tanah air dengan diselaraskan oleh ayat-ayat alQuran dan Sunnah Nabi?
                Secara umum, ada dua pendapat mengenai rasa cinta akan tanah air. Pendapat pertama, mengatakan bahwa rasa cinta tanah air dan perwujudannya tidak ada kaitannya sama sekali dengan islam. Namun, jika kita melihat bagaimana Nabi menyinggung sendiri tentang hubbul wathan, jelas sudah bahwa pendapat kedua, yang mengatakan bahwa islam dan kecintaan pada tanah air adalah sangat erat hubungannya.
 Jauh sebelum kita mengenal istilah-istilah seputar jiwa cinta tanah air seperti patriotisme, nasionalisme, idealisme, dll, islam sudah lebih dahulu mengajarkan kepada umatnya untuk mencintai tanah air. Seperti yang dikisahkan dalam suatu hadits bahwa Nabi Muhammad saw apabila beliau pulang dari bepergian, ketika beliau mendekati kota Madinah dan melihat jalan yang menanjak yang menunjukkan bahwa kota Madinah semakin dekat, maka beliau mempergegas langkahnya. Dalam penjelasan hadits ini, Imam Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadits ini jelas menunjukkan tentang keutamaan kota Madinah dan sebagai  pensyariatan cinta dan rasa peduli terhadap tanah air.
Selain itu, alQuran juga ikut membicarakan tentang cinta terhadap tanah air, sebagai bukti bahwa Allah sangat menganjurkan hambanya untuk cinta terhadap bangsanya. Seperti kisah Nabi Ibrahim as dalam surat Al Baqarah ayat 126, Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Artinya: Dan ingatlah ketika Nabi Ibrahim as berdoa, Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizqi dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka, kepada Allah dan hari kemudian.
                Dalam ayat ini jelas menunjukkan bagaimana wujud cinta Nabi Ibrahim kepada tanah airnya dengan mendoakannya dalam tiga hal: menjadi negeri yang aman sentosa, penduduknya dilimpahi rizqi, dan penduduknya beriman kepada Allah dan hari akhir. Tidaklah Nabi Ibrahim as mendoakan seperti itu kecuali di hatinya telah tumbuh kecintaan terhadap negerinya.
                Selain itu, bisa kita lihat dari kisah pemindahan qiblat dari Baitul Maqdis ke Kabah. Suatu hari ketika Nabi Muhammad saw shalat menghadap Baitul Maqdis, ada perasaan rindu dalam diri beliau terhadap tanah kelahirannya, yaitu Makkah. Dan karena rindu yang mendalam itu, wajah beliau menengadah ke langit dan memohon agar Allah memindahkan qiblat ke arah Makkah atau Kabah. Akhirnya, berkat kerinduan dan rasa cinta beliau terhadap tanah kelahirannya, Allah memindahkan qiblat ke Kabah yang berada di Makkah, tanah kelahiran Nabi Muhammad saw.
                Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
Artinya: Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering mengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. maka hadapkanlah wajahmu ke arah masjidil Haram."
                Dan masih banyak lagi kisah-kisah Nabi Muhammad saw dan juga nabi-nabi sebelumnya yang menunjukkan rasa dan wujud cinta beliau terhadap tanah airnya. Belum lagi, sabda Nabi Muhammad saw yang akrab di telinga kita bahwa cinta tanah air termasuk dari salah satu cabang iman. Nabi bersabda:
حب الوطن من الإيمان
Memang hadits ini dipertentangkan hukumnya oleh para ulama, bahkan ada yang menganggapnya hadits maudlu (palsu), tapi menurut Imam Sakhawi dalam kitab Maqasid al-Hasanah: makna atau substansi kandungan hadits ini benar dan dapat diterima. Bahkan menurut Imam Ali alQari, maknanya ajaib, lantaran menghubungkan keimanan dengan rasa cinta tanah air.              
Maka, jelaslah bahwa Islam memiliki hubungan erat akan jiwa cinta tanah air. Islam benar-benar sangat menganjurkan ummatnya untuk mencintai dan peduli akan tanah airnya.

Wujud Cinta Generasi Muda terhadap Tanah Air
                Setelah mengetahui bahwa Islam begitu menganjurkan umatnya untuk mencintai tanah airnya, maka sudah seyogyanyalah para pemuda bangsa tahu betul bagaimana wujud atau aplikasi cinta terhadap tanah air. Sangat banyak tentunya wujud-wujud nyata cinta terhadap tanah air, hanya saja wujud itu belum banyak ditemukan pada diri masyarakat Indonesia.
                Di Indonesia, perlu disadari bahwa terdapat berbagai suku dan adat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dan salah satu bukti cinta tanah air yang paling nyata adalah dengan menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. jangan sampai dengan perbedaan yang ada malah menciptakan jarak antara sesama dan menjadi penghalang untuk bersatu, namun perlu disadari bahwa justru dengan perbedaan itu kita bisa belajar untuk saling mengerti dan menghormati satu sama lain.
                Bukti cinta tanah air yang lainnya, yang sayangnya sudah sangat jarang ditemukan dalam diri petinggi-petinggi bangsa sendiri, adalah kejujuran. Kejujuran yang juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw merupakan suatu sifat yang sudah sangat langka adanya. Jujur merupakan kata yang mudah diucapkan dan mudah ditulis, tapi sangat susah untuk dipraktekkan. Lihat saja bagaimana pejabat-pejabat negara dengan enaknya memakan uang rakyat, menggunakannya semaunya sendiri. Hal itu terjadi karena sudah tidak ada lagi rasa jujur dalam diri mereka. setiap pekerjaan yang mereka lakukan sudah tidak dilandasi dengan rasa jujur pada diri sendiri. Maka dari itu, untuk menunjukkan cinta kepada bangsa, hendaknya kita tanam mulai dini, rasa jujur dalam diri kita. Supaya kelak, Indonesia bisa kembali mendapatkan pemimpin-pemimpin bangsa yang bisa mengembalikan Indonesia pada masa kejayaannya dan keluar dari masa jajahannya.
                Untuk para pemuda Indonesia, perwujudan cinta tanah air bisa ditunjukkan dengan menjaga diri sebaik mungkin dari pergaulan bebas. Free sex, narkoba, hingar bingar kehidupan malam, hal-hal yang tidak ada pentingnya sama sekali bagi kehidupan masa depan, hendaknya dijauhi oleh para pemuda bangsa. Karena dengan mengikuti arus pergaulan bebas itu, hanya akan merusak moral anak bangsa yang akan berakibat fatal nantinya bagi bangsa. Karena Indonesia kelak akan kehilangan pemimpin-pemimpin berkualitasnya.
                Wujud lain cinta kita adalah dengan menunjukkan kepedulian kita terhadap tanah air. Bentuk kepedulian tidak harus dalam hal-hal besar, namun setidaknya mulai dari diri sendiri dan mulai dari hal-hal kecil. Seperti peduli kepada kebersihan lingkungan. Kalau kita ikut menjaga kebersihan, dengan tidak membuang sampah sembarangan misalnya, nama negara kita akan terkenal di mata negara-negara lain sebagai negara yang bersih dan indah. Sayang bukan, kalau keindahan tanah air kita, yang begitu melimpah dengan kekayaan flora dan faunanya, harus tercemari begitu saja dengan sampah-sampah yang berkeliaran di jalanan. Jadi, kalau kita mengaku cinta Indonesia, tunjukkan kepedulian kita terhadap bangsa dan lingkungan.
                Kepedulian bisa juga ditunjukkan dengan peduli terhadap kebodohan dan kemiskinan yang kini makin ganas menyerang masyarakt Indonesia. Khususnya para pemuda, dengan modal cinta bangsa, hendaknya lebih giat lagi dalam belajar dan ikut aktif dalam peningkatan kualitas anak-anak yang tidak bersekolah. Bisa dengan menyalurkan jasa kita dengan mengajar anak-anak jalanan. Atau mengirim bantuan untuk orang-orang miskin. Dengan begitu, sedikit kita membantu mengeluarkan bangsa Indonesia tercinta dari kemiskinan dan kebodohan.

Penutup
                Perasaan cinta tanah air sungguhlah indah jika benar-benar ditanam dalam hati dan diwujudkan secara sungguh-sungguh sejak dini. Memajukan bangsa, tujuan mulia untuk mengembalikan kembali citra baik Indonesia di mata dunia. Jangan hanya membiarkan Indonesia terkenal dengan narkoba, pergaulan bebas, korupsi, tapi tunjukkan keindahan dan keapikan, serta keramahan Indonesia pada dunia.
                Dan hanya cinta kepada tanah airlah, yang mampu membawa Indonesia terus maju dan maju, mengejar ketertinggalan dari negara-negara lainnya. Umar bin Khotob, sahabat nabi yang juga merupakan salah satu khulafa ar-rasyidin mengungkapkan, Kalau bukan karena ada geliat rasa cinta tanah air yang masih tersisa pada diri anak-anak bangsa, pastilah sebuah negeri yang rusak akan semakin rusak dan tumbang.
                Jadi, sangat pentinglah rasa cinta tanah air untuk terus membangun Indonesia, yang terwujud dari simbol merah dan putih, merah darahku, putih tulangku! Jaya terus Indonesia! Kami bersamamu dengan segenap cinta kami kepadamu!